Kejujuran Dalam Pelaksanaan Ujian Nasional
UN yang merupakan salah satu penentu kelulusan siswa membuat semua pihak di lingkungan pendidikan terutama siswa termotivasi untuk bisa lulus, hal ini merupakan sesuatu yang wajib dicermati dan perlu adanya kesempatan yang kedua apabila di kesempatan pertama masih terkendala.
UN 2010 pemerintah dibawah menteri pendidikan M. Nuh mengusung kejujuran sebagai muatan moral dalam pelaksanaan UN adalah sangat tepat untuk memulai membenahi bangsa ini, yang terkenal dengan bangsa yang korup, tidak disiplin de el el. Pembenahan mental bangsa memang perlu pembiasaan dari tunas-tunas bangsa sejak dibangku sekolah.
Kejujuran diletakkan sebagi target utama, setelah itu baru nilai seharusnya mendapat dukungan dari semua elemen pendidikan baik siswa , kepala sekolah, dinas pendidikan baik daerah atau pusat. Terlebih lagi guru harus 200% mendukung tentang target kejujuran dalam pelaksanaan UN, karena tugas utama guru adalah mendidik, bukan sebagi penyulap nilai hasil UN. Sangat disayangkan apabila ada seorang guru yang ikut memberi jawaban ke siswanya saat UN berlangsung.
Selama tiga tahun seorang guru membimbing perilaku belajar siswa kearah yang positif, tetapi apabila dalam pelaksanaan UN ikut campur dalam menjawab soal UN untuk siswanya minimal membuat sekenario agar siswa berbuat tidak jujur , tindakan itu ibaratnya kemarau sewindu terhapus oleh hujan sehari.
Kejujuran memang sangat dekat dengan hati nurani, hati kecil yang memang kecil sehingga sering kalah dengan nafsu. Nafsu untuk lulus, nafsu untuk mendapatkan peringkat di tingkat kabupaten, propinsi atau nasional. Peringkat yang didapat apabila diraih dengan nuansa kejujuran merupakan suatu kebanggaan yang sangat berkesan, sedangkan peringkat yang didapatkan dengan tanpa kejujuran merupakan sesuatu yang fiktif alias imaginer.
Tidak bermaksud menuduh sekolah yang lulus di atas 90% tidak jujur atau sekolah yang tingkat kelulusannya kurang dari 90% adalah lekat dengan kejujuran, tetapi untuk meningkatkan kejujuran oleh semua pihak perlu di upayakan, diantaranya :
1. Tem independen tetap menjalankan tugas sebagaimana mestinya
2. Kepala sekolah dan pejabat struktural dibidang pendidikan menomor duakan hasil, yang lebih utama kejujuran.
3. Masyarakat dan media masa tidak mempermasalahkan berapa jumlah yang tidak lulus, yang di informasikan proses pelaksanaan yang lancar tertib, aman dan jujur.
Tetapi memang sulit membuktikan tentang kejujuran ini, meskipun tanda-tandanya ,jawaban yang salah banyak yang sama (yang berarti siswa kerjasama saat mengerjakan soal/ peran pengawasan memberi kelonggaran), campur tangan guru disekolah penyelenggara untuk ikut memberi jawaban ke siswanya. Terlebih lagi adanya pihak yang tidak bertanggungjawab membocorkan soal dan memperjualbelikan kunci jawaban secara langsung atau sms.
UNIQUE TRADISIONAL @ INDONESIA, U KNOW ?? KLIK HERE PLEASE
Sebagai siswa aku harus lulus
Sebagai guru siswa ku harus lulus
Sebagai orangtua anakku harus lulus
Ya semuanya tidak ingin tidak lulus
Sayangnya segala cara kutempuh
Sehingga kejujuran kuminta ditanggalkan semua
untuk kelulusan yang kuinginkan
Maafkan kami yaa Allah!