Indonesia Kirim Dosen Muda Untuk Mendalami Pendidikan Matematika Realistik di Belanda
Matematika dikenal sebagai mata pelajaran berhitung oleh sebagian besar masyarakat, sedangkan secara sifatnya matematika adalah pelajaran yang abstrak sehingga siswa ditingkat menengah ke bawah yang masih dalam tingkat berfikir induktif sering mengalami kesulitan. Dua hal di atas merupakan salah satu penyebab matematika secara umum dikenal sebagai pelajaran yang sulit. Untuk membuat prestasi matematika terhadap siswa secara umum, diperlukan metode pengajaran yang sesuai dengan taraf berpikir pelajar serta diharapkan lebih membantu pembelajar memahami hal yang abstrak . Metode yang diharapkan itu dikenal dengan nama Realitik Mathematic Education (RME). Untuk mendukung metode ini pemerintah mengambil langkah dengan cara mengirimkan dosen-dosen muda untuk mengadopsi metode RME dari asalnya yaitu Belanda , informasi ini didapatkan dari alamat http://www.diknas.go.id/headline.php?id=1350
Jakarta, Melalui program beasiswa Studeren in Nederland (StuNed), Indonesia mengirimkan 13 dosen muda...
untuk mendalami pendidikan matematika realistik selama 12 bulan di Freudenthal Institute, University of Utrecht, Belanda.
Para dosen dilepas secara resmi pada hari Jumat, (05/02) kemarin, oleh Marrik Bellen, Direktur Nuffic-Neso Indonesia didampingi oleh Direktur Ketenagaan Dikti Bapak Muchlas Samani di kantor Direktorat Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional, Senayan, Jakarta. Yang sebelumnya selama 8 bulan terakhir para dosen tersebut belajar bahasa Inggris dan mata kuliah dasar pada Program Magister Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana di Unsri Palembang sebanyak 7 orang dan di Unesa Surabaya sebanyak 6 orang.
Para dosen tersebut terdiri dari sepuluh orang perempuan dan tiga orang pria yang direkrut oleh Institut pengembangan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ITB dari sepuluh universitas yang tersebar di Indonesia.
Program Master Pendidikan Matematika Realistik (PMR) atau International Master Program om Mathematics Education (IMPoME) adalah hasil kerjasama cost sharing antara Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) dan Nuffic-Neso Indonesia. Setelah selesai mendalami pendidikan di Utrecht, mereka akan kembali ke Indonesia untuk melakukan penelitian selama enam bulan dan kegiatan penelitian ini akan dibiayai oleh beasiswa Dikti.
Program ini bertujuan untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan matematika di sekolah dasar di Indonesia dengan memberikan beasiswa kepada para dosen pendidikan matematika di lembaga pendidikan keguruan untuk mempelajari PMR atau Realistic Mathematics Education (RME) dinegeri asalnya Belanda, dimana salah satu ahlinya adalah Hans Freudenthal.
"Keikutsertaan peserta dalam program pendidikan ini merupakan bentuk kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap Belanda, baik sebagai tempat referensi dan pengetahuan tentang pendidikan matematika. Ilmu dan pengalaman yang akan didapatkan dapat diterapkan sesuai dengan kondisi di Indonesia. Matematika menjadi pelajaran yang mudah dimengerti dan menyenangkan." demikian sambutan Marrik Bellen, Direktur Nuffic-Neso Indonesia.
Program IMPoME ini merupakan kerjasama pertama antara Neso dan Dikti yang direncanakan berlangsung kurang lebih 5 tahun dengan tujuan utamanya adalah untuk mendukung program implementasi dan diseminasi PMRI yang telah tersebar di 18 provinsi yang terbukti dapat membuat anak menjadi senang dengan matematika yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran matematika di sekolah. Selain itu, program ini diharapkan dapat meningkatkan mutu program studi pendidikan matematika di Unesa dan Unsri karena dapat bekerjasama dengan University Utrecht yang merupakan universitas terbaik di belanda dan masuk di jajaran 50 besar dunia. (AND) -Sidiknas-
Para dosen dilepas secara resmi pada hari Jumat, (05/02) kemarin, oleh Marrik Bellen, Direktur Nuffic-Neso Indonesia didampingi oleh Direktur Ketenagaan Dikti Bapak Muchlas Samani di kantor Direktorat Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional, Senayan, Jakarta. Yang sebelumnya selama 8 bulan terakhir para dosen tersebut belajar bahasa Inggris dan mata kuliah dasar pada Program Magister Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana di Unsri Palembang sebanyak 7 orang dan di Unesa Surabaya sebanyak 6 orang.
Para dosen tersebut terdiri dari sepuluh orang perempuan dan tiga orang pria yang direkrut oleh Institut pengembangan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ITB dari sepuluh universitas yang tersebar di Indonesia.
Program Master Pendidikan Matematika Realistik (PMR) atau International Master Program om Mathematics Education (IMPoME) adalah hasil kerjasama cost sharing antara Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) dan Nuffic-Neso Indonesia. Setelah selesai mendalami pendidikan di Utrecht, mereka akan kembali ke Indonesia untuk melakukan penelitian selama enam bulan dan kegiatan penelitian ini akan dibiayai oleh beasiswa Dikti.
Program ini bertujuan untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan matematika di sekolah dasar di Indonesia dengan memberikan beasiswa kepada para dosen pendidikan matematika di lembaga pendidikan keguruan untuk mempelajari PMR atau Realistic Mathematics Education (RME) dinegeri asalnya Belanda, dimana salah satu ahlinya adalah Hans Freudenthal.
"Keikutsertaan peserta dalam program pendidikan ini merupakan bentuk kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap Belanda, baik sebagai tempat referensi dan pengetahuan tentang pendidikan matematika. Ilmu dan pengalaman yang akan didapatkan dapat diterapkan sesuai dengan kondisi di Indonesia. Matematika menjadi pelajaran yang mudah dimengerti dan menyenangkan." demikian sambutan Marrik Bellen, Direktur Nuffic-Neso Indonesia.
Program IMPoME ini merupakan kerjasama pertama antara Neso dan Dikti yang direncanakan berlangsung kurang lebih 5 tahun dengan tujuan utamanya adalah untuk mendukung program implementasi dan diseminasi PMRI yang telah tersebar di 18 provinsi yang terbukti dapat membuat anak menjadi senang dengan matematika yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran matematika di sekolah. Selain itu, program ini diharapkan dapat meningkatkan mutu program studi pendidikan matematika di Unesa dan Unsri karena dapat bekerjasama dengan University Utrecht yang merupakan universitas terbaik di belanda dan masuk di jajaran 50 besar dunia. (AND) -Sidiknas-
UNIQUE TRADISIONAL @ INDONESIA, U KNOW ?? KLIK HERE PLEASE
semoga bisa mendapatkan ilmu yang tinggi dan menerapkannya setelah pulang kembali ke Indonesia