Gawat, TPP Mau diStop

Sebagai guru kaget bukan kepalang ketika terdengar kabar bahwa TPP (Tunjangan Profesi Pendidik) dihentikan oleh pemerintah.Terbayang susahnya menyiapkan berkas por Folio sertifikasi , bongkar-bongkar file lama yang lupa menaruhnya. Kemudian nyusun dan membendel berkas sekaligus melengkapi berbagai aksesoris yang membutuhkan waktu rata-rata sampai jam 2 dini hari dalam seminggu.
Alhamdulillah akirnya dinyatakan lulus dan harus mengikuti PLPG di kota Batu Malang selama 14 hari dengan agenda kegiatan yang padat dilengkapi tugas-tugas yang harus diselesaikan. Tes mengajar dihadapan dosen yang super ketat, dengan tuntutan tinggi, baik materi yang dipilih atau cara pegajaran yang benar-benar bisa menghidupkan suasana kelas. Sebagai contoh untuk tuntutan tinggi, dosen pembimbing tidak menerima materi matematika yang biasa ditrima siswa SMA meskipun kita guru SMA, beliau minta materi lebih tinggi, seperti materi matriks kalau di SMA paling tinggi adalah matriks dengan ordo tertinggi 2 x 2, ketika tes mengajar dosen minta matriks dengan ordo 3 x 3 sampai n x n.
Sertifikasi dimulai sejak tahun 2006 diharapkan terjadinya peningkatan prestasi pendidikan di Indonesia, sampai sekarang ditahun 2011 ini dana triliunan rupiah yang dikucurkan pemerintah untuk para guru yang lolos sertifikasi belum mampu meningkatkan mutu pendidikan. Hal itu yang dirasakan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), seperti yang ditulis dalam harian lokal hari sabtu, 24 September 2011.
Berdasarkan catatan Kemendiknas, belum adanya peningkatan kualitas mengajar oleh guru yang mengantongi sertifikat pendidik dan memperoleh tunjangan sertifikasi pendidik (TPP). Karena itu, Kemendiknas kini merancag sistem evaluasi khusus bagi para guru penerima TPP. Jika prestasi mengajar kendur, tunjangan TPP bakal ditangguhkan atau distop sementara.
Evaluasi akan dikontrol dan dijaga oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjamin Mutu Pendidikan (BPSDM-PMP) Kemendiknas. Targetnya tahun depan evaluasi sudah bisa dijalankan.
"Kami sudah gerah dengan selentingan bahwa sertifikasi guru hanya untuk pencairan TPP. Tanpa ada peningkatan kualitas," kata kepala BPSDM-PMP Kemendiknas Syawal Gultom pada hari jumat, 23 September 2011.
Dia menjelaskan, saat ini sudah ada 746 ribu guru yang memegang sertifikasi pendidik dan memperoleh TPP. Di pengujung 2011 ini, diperkirakan jumlah itu akan naik menjadi satu jutaan. Seluruh guru tersebut, lanjut Gultom, akan dievaluasi secara ketat tahun depan. Evaluasi itu bakal melibatkan sekitar 300 ribu lebih asesor yang terdiri atas kepala sekolah, guru senior, dan petugas lembaga penjaminan mutu pendidikan propinsi.
Semoga sertifikasi guru dapat meningkatkan prestasi dan kualitas pendidikan, kalau prestasi tidak mlempem maka TPP tidak akan distop.
UNIQUE TRADISIONAL @ INDONESIA, U KNOW ?? KLIK HERE PLEASE

6 komentar:


  1. memang seharusnya dievaluasi supaya budget pemerintah terpakai dengan sebaik-baiknya


  1. Pekerjaan guru itu sebenarnya berat karena harus berhadapan dengan makhluk hidup yang berfikir bukan dengan benda mati yang mudah dipindah dan diatur. Bukan TPPnya yang perlu ditinjau/hapus tapi penerimanya disesuaikan dengan kelayakan.
    Saat ini masyarakat memandang guru sebagai pekerjaan yang mudah dicari dan dilakukan namun buktinya ????? Sehingga apapun dan bagaimanapun caranya mereka berusaha menjadi guru, meski dengan cara sogok. Guru seperti merekalah yang kuliahnya hanya sekedar bayar tapi tidak pernah masuk dan guru yang menyogok itulah yang merusak citra guru yang sebenarnya.


  1. untuk Forum saya Setuju 100% dengan Anda, mutu pendidikan yang lebih baik menjadi angan2 kita semua.


  1. I thinks, who work right not stop his TPP


  1. harus kita akui memang TPP belum serta merta meningkatkan kualitas pendidikan, karena berkaitan dengan manusia.
    berbeda dengan bangunan fisik, ditambah uang langsung jadi bagus. Jika kita berfikir bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang, maka TPP inilah salah satunya, seharusnya masih perlu banyak lagi modal untuk mendongkrak kualitas pendidikan
    salam dari kalimantan tengah


  1. Awal mula sertifikasi guru diluncurkan adalah untuk peningkatan kersejahteraan guru. Kalau guru sejahtera logikanya memang kinerja musti juga meningkat karena dalam melaksanakan profesinya bisa lebih fokus, kreatif dan inovatif, tidak perlu lagi sambil nyambi ngojek atau yang lain untuk sekedar dapat bertahan hidup. Tetapi perlu dicatat tebal-tebal bahwa guru hanyalah salah satu penentu keberhasilan belajar siswa. Penentu yang lain seperti keterlibatan orang tua dan masyarakat, sarana dan prasarana belajar di sekolah juga mestinya menjadi isu yang perlu diangkat dalam pembicaraan mengenai peningkatan pendidikan.
    Juga, sangat tidak pas jika indikator keberhasilan belajar hanya diukur dari nilai UN seakan mapel lain dianggap tidak penting. Sungguh tidak fair!

Powered by Blogger.