TRIKS BISA MATEMATIKA


Sebelumnya saya ucapkan terimakasih kepada siswa-siswa yang kemarin-kemarin kalau saya suruh mengerjakan latihan soal , hanya diam saja. Kepada siswa yang tidak mau mengumpulkan tugas matematika padahal, katanya ingin bisa matematika. Karena anak-anak ini, saya ingin menulis Triks untuk bisa matematika.


Menurut Rezulli dan SCU Munandar dalam buku “Mencetak Anak Genius” , bakat meliputi tiga cluster  ciri, yaitu :
1.       1. Kemampuan di atas rata-rata (above average ability)
2.       2. Kretaivitas yang kaya (creativity)
3.       3. Pengikatan diri terhadap tugas (task commitment)

Berdasarkan pola tersebut dapat disimpulkan bahwa yang menentukan bakat seseorang ialah interaksi antara ketiga cluster tersebut. Setiap cluster mempunyai peran yang sama-sama menentukan. Jadi bukan kemampuan diatas rata-rata saja, tetapi kreativitas dan tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas, sama pentingnya.

Dalam belajar matematika sering saya dengar ucapan-ucapan siswa “ Saya dari dulu tidak bisa matematika Pak”, “ Bagaimana kok selalu gak bisa matematika” dan macam-macam ungkapan senada yang terlontar dari siswa-siswa di sela-sela KBM matematika.

Untuk bisa matematika perlu adanya usaha dari orang yang bersangkutan, bisa matematika bukan berarti hanya kita yang berbakat saja. Untuk bisa matematika atau menjadi anak yang berbakat mempunyai ciri-ciri yang mudah dikenali :

1.     1.   Rasa ingin tau yang besar.
Setiap siswa kalau ditanya apakah Anda ingin bisa matematika, jawaban mereka jelas ingin sekali bisa matematika, tetapi seberapa besar keinginan itu yang akan menentukan ketercapaian keinginan mereka. Keinginan yang hanya sekedar ingin tidak berdampak terhadap usaha selanjut- nya. Siswa yang sekedar ingin, saya mungkinkan mereka itu beranggapan bahwa bisa matematika tidak perlu proses, tau-tau (bhs jawa ujuk-ujuk) bisa, seperti hujan yang jatuh dari langit. Padahal untuk terjadinya hujan itupun adanya proses dari sublimasi air sampai dengan terjadinya air oleh proses pengembunan.

2.     2.   Aktif , giat bertanya, tanggap terhadap suatu pertanyaan
Dalam matematika banyak berbagai rumus yang merupakan penyimpulan secara umum dari hasil analisis seseorang penemu rumus tentang persoalan yang relevan. Banyaknya rumus itu kecil kemungkinannya untuk dihapalkan satu persatu, seperti menghapalkan nama latin tumbuhan dalam Biologi. Rumus yang dipelajari secara proses berlatih aktif yang menggunakan analisis ketika mengerjakan soal-soal matematika akan berdampak terhadap hapalnya rumus yang ada. Tetapi kesalahan secara umum adalah banyak siswa yang “mendahulukan mencari apa rumusnya” sebelum menanggapi dengan seksama terhadap sesuatu yang menjadi pertanyan dari soal.

Sepandai-pandai tupai meloncat akan jatuh juga, itu ungkapan yang saya sinonimkan terhadapa kita yang lagi berlatih mengerjakan soal-soal matematika. Matematika sudah dikenal secara umum sebagai mata pelajaran yang sulit sehingga apabila menemui kendala dalam belajar sudah wajar, namun tidak semua soal matematika sulit , pasti ada orang lain yang sudah berpengalaman tentang soal yang kita anggap sulit itu.  
Bertanya tidak cukup kepada satu orang saja, apalagi sekarang sarana bertanya sangat luas karena bisa secara langsung kepada teman-teman sebaya juga guru atau bertanya secara tidak langsung melalui internet kepada siapa saja yang membaca pertanyaan kita. Malu bertanya berarti pupus harapan untuk bisa matematika.

3.    3.   Selalu ingin meneliti sesuatu,
Di atas langit selalu ada langit, setinggi-tingginya ilmu kita dalam matematika tentunya ada orang lain yang lebih berpengalaman dan tinggi pengetahuan matematikanya, hal ini relevan dengan pesan guru ngaji jika kalau tentang ilmu kita harus melihat keatas dan jika tentang harta harus melihat ke bawah. Melihat ilmu karya orang lain sangatlah dianjurkan, minimal mengecek kebenaran kunci jawaban yang dibuat oleh orang lain, apalagi kalau itu soal pilihan ganda yang kunci jawabannya hanyalah optionnya saja. Meniru cara berpikir orang kemudian dikembangkan lebih luas bukan berarti kita plagiat terhadap karya orang. Disebut plagiat  apabila kita hanya meniru bagaikan memfoto copy atau lebih up to date disebut copy paste . Belajar meningkatkan kemampuan untuk bisa matematika bisa dimulai dengan meneliti cara berpikir orang lain dalam mencari jawaban dari persoalan, cara menganalisis persoalan , cara mengeneralisasi suatu persoalan.

Banyak yang akhirnya menjadi spektakuler dimulai dari penelitian yang dianggap remeh oleh orang lain karena apa yang diteliti bukan hal yang baru, tetapi karena pengembangan yang terus dilakukan dalam penelitian diperolehlah manfaat yang orang lain tidak menyangka-nyangka timbulnya hal yang baru dari dampak penelitian tersebut. Betapa kecewanya apabila kita punya pemikiran terhadap suatu obyek tertentu tetapi tidak ditekuni dengan diteliti lebih lanjut tetapi pada akhirnya ada orang lain menemukan hal yang sangat hebat dari obyek yang pernah kita pikirkan tetapi sekaligus kita cueki.

4.      4.  Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan,
Puas hanyalah sementara, selebihnya akan selalu dan selalu mencari yang lebih tentang berbagai obyek, karena kita adalah manusia yang dikaruniai nafsu oleh Tuhan . Dengan berbekal nafsu yang dimanage dengan baik mendukung untuk tidak puas apabila jawaban terhadap suatu persoalan sempit dan kurang memuaskan. Hasil pemikiran yang luas tentunya juga benar akan memuaskan kita juga orang lain, dengan demikian kita tidak mencari kepuasan hanya untuk diri sendiri. Padahal sering yang demikian itu tidak disadari oleh yag melakukan.

5.      5.  Berdedikasi tinggi dan aktif dalam menjalankan tugas,
Bagaimana dampaknya kepada diri sendiri kalau tidak menjalankan tugas yang seharusnya, kebanggaan tidak bisa dibeli menggunakan materi. Kebanggaan identik dengan kepuasan, identik dengan kebahagiaan. Dengan menjalankan tugas secara maksimal sesuai dengan yang seharusnya kemampuan yang dipunyai akan menghasilkan sesuatu kepuasan dengan berujung pada kebanggaan dan kebahagiaan, tentunya harus dengan tanpa menganggap tugas itu adalah beban. Karena anggapan tugas adalah beban akan membuat terasa terbebani yang secara fisika beban mempunyai berat. Akhirnya timbul suatu keberatan atau keterpaksaan menjalankan tugas, minimal timbul lil guru atau lil nilai, lil kepala sekolah dan macam-macam lil tentunya, katanya guru ngaji yang benar adalah lillahita’allah karena lil-lil yang lain akan didapatkan sekaligus. Bagi siswa yang tidak menjalankan tugas tentu akan berdampak pada nilai yang berujung terhadap keputusan kenaikan kelas, penilaian oleh orang lain terhadap diri sering dikaitan dengan tanggungjawab dalam menjalankan tugas.

6.    6.   Mempunyai daya imajinasi dan abstraksi yang baik,
Kekuatan pemikiran amat dahsyat sehingga akan menembus ruang dan waktu tidak terhalang oleh materi apapun, tetapi dapat menghantarkan materi untuk menembus ruang dan waktu itu sendiri. Berandai-andai tentu tidak dilarang apalagi disertai usaha. Kalau ber-imajinasi bisa tentang matematika tentunya akan diperoleh juga kemampuan dibidang matematika.

Tidak sedikit yang telah terjadi pada jaman sekarang yang dulu berawal dari suatu imajinasi dan diabstraksikan dalam sebuah film imajinasi yang dipandang hanyalah khayal belaka seperti film kartun memakai alat-alat canggih salah satunya keberadan Hands Pons, Internet dan lain-lain. Untuk bisa matematika bukan sesuatu yang hanya khayalan tetapi harus di-real-kan dalam suatu usaha dengan penuh keikhlasan dalam menjalankannya.

7.       7. Rasa percaya diri yang tinggi dan mandiri
Perkembangan kebiasaan yang dialami siswa pada akhir-akhir ini sangat memenuhi kekawatiran tentang timbulnya rasa ketidak percayaan diri dan ketidak madirian bangsa, seperti dalam postingan sebelumnya yang saya beri judul negara dalam puisi dan “UN pendangkalan idealisme. Percaya diri yang tinggi akan bermuara pada kemandirian akan berbagai hal, kemandirian timbul adanya keyakinan karena rasa percaya diri. Percaya diri bukan egois terhadap pertolongan atau pendapat orang lain. Betapapun besarnya kemandirian tidak bisa melepaskanprdikat kita sebagai makluk sosial yang katanya guru PPKn kita harus tolong menolong, tetapi tentu harus pas dalam penerapannya. Banyak kasus tentang korupsi atau kejahatan yang sudah terbongkar atau yang belum, berawal dari tolong menolong yang salah dalam penerapan.
Kedisiplinan yang dibutuhkan oleh seseorang , lembaga atau suatu bangsa untuk maju bisa didapat dari rasa percaya diri dan kemandirian. Tidak ada suatu lembaga atau bangsa yang maju tanpa adanya kedisiplinan, dengan kedisiplinan yang masih berantakan jangan berharap khayalan akan menjadi realita. Khayalan untuk bisa matematika agar menjadi kenyataan minimal dimulai dengan usaha rasa percaya diri bahwa kita bisa dan mengerjakan tugas matematika sekuat daya dengan mengandalkan cara berpikir sendiri. Tidak usah takut salah karena takut salah itulah yang membimbing kepada ketidakmampuan karena tidak adanya penghargaan terhadap cara berpikir sendiri.
Setiap insan yang dilahirkan mulai dari awal sudah diberi kemampuan yang sangat lengkap tanpa harus adanya persyaratan pengajuan proposal. Apakah boleh kita menghakimi diri sendiri bahwa kita tidak bisa, padahal kita tinggal mengexplor kemampuan yang sudah ada, memperlihatkan kepada orang lain tentang ide dan pemikiran kita biar kita mendapat arahan dan mewarisi kemampuan mereka.
Semuanya tentu ingin menjadi yang berbakat, karena dengan bakat itu seseorang bisa hidup dan menghidupi. Semuanya tentu ingin bisa karena dengan kebisaan itu seseorang akan memperoleh segalanya. Semuanya tentu ingin punya kemampuan karena dengan mampu akan menjadi empu.
Salam untuk anak-anaku yang ingin bisa matematika,
untuk tata penulisan mohon koment kepada mbak Gek di Bali, sosoksederhana di Kalipare, Pak Munir Ardi di Pinrang, Teater kelas di Turen, Kabasaran di Sul-Sel dan mbak aizah di Saudi .
Untuk isi mohon koreksi kepada Pak Supa’at Latief di Malang , Sapta Suhartana  dan Pak Eko di Nganjuk juga teman-teman pendidik yang lain.

UNIQUE TRADISIONAL @ INDONESIA, U KNOW ?? KLIK HERE PLEASE

2 komentar:

  1. Anonymous

    dasar anak dari tator, tailasu


  1. aku bukan anak tator, tapi penah tinggal di tator, terimakasih kunjungannya insyalloh ketemu lagi

Powered by Blogger.