Cara Mengontrol Pembinaan Karakter Siswa di Sekolah

Sebuah renungan di pagi hari disaat Minggu 12 Juni 2011. Saya terbangun dan berpikir.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama melalui media masa, tentang kita. Diantaranya yang ini.





Maju Tak Gentar !!!
Membela yang Mbayar !!!




Apa yang membuat kita selalu jadi negara berkembang ?
Kapan kita menjadi bangsa yang benar-benar gemah ripah lohjinawi, toto tentrem kerto raharjo.
 ?
Kata-kata Pak Suko Wiyono dari Univ. Airlangga memenuhi sebagian bongkahan otak pikiranku.
Para eksekutif dari negara maju yang berkomunikasi dengan temannya dari negara terbelakang akan sependapat bahwa:
  1. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal kecerdasan antara rakyat di negara miskin dan negara maju;
  2. Ras atau warna kulit juga bukan faktor penting.
  3. Para imigran yang dinyatakan pemalas di negara asalnya ternyata menjadi sumber daya yang sangat produktif di negara-negara maju/kaya di Eropa
Lalu apa perbedaannya?

Perbedaannya adalah pada sikap/perilaku masyarakatnya, yang telah dibentuk sepanjang tahun melalui kebudayaan dan pendidikan.
Berdasarkan analisis atas perilaku masyarakat di negara maju, ternyata bahwa mayoritas penduduknya sehari-harinya mengikuti/mematuhi prinsip-prinsip dasar kehidupan sebagai berikut:
  1. Etika, sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari
  2. Kejujuran dan integritas
  3. Bertanggung jawab
  4. Hormat pada aturan & hukum masyarakat
  5. Hormat pada hak orang/warga lain
  6. Cinta pada pekerjaan
  7. Berusaha keras untuk menabung & investasi
  8. Mau bekerja keras
  9. Tepat waktu
Di negara terbelakang/miskin/ berkembang, hanya sebagian kecil masyarakatnya mematuhi prinsip dasar kehidupan tersebut
 
Kita bukan miskin (terbelakang) karena kurang sumber daya alam, atau karena alam yang kejam kepada kita.
Kita terbelakang/lemah/miskin karena perilaku kita yang kurang/ tidak baik.
Kita kekurangan kemauan untuk mematuhi dan mengajarkan prinsip dasar kehidupan yang akan memungkinkan masyarakat kita pantas membangun masyarakat, ekonomi, dan negara.

Kita tentu tidak terima kalau keadaan sekarang terus terwariskan kepada anak turun, mereka akan dapat apa ??? apa hutan yang meranggas gersang dan penuh lubang galian bekas penambangan yang tidak terlarang. Atau budaya uang yang melatar belakangi semua hajat politik atau tatik yang meng-utak atik  semua pemikiran positif menjadi penuh intrik ??? Ahh sudahlah, gak cukup kita mengeluh dan saling menyalahkan, mari semua berusaha membenahi.

Bagaimana Cara Mengontrol Pembinaan Karakter Siswa di Sekolah ?
Siswa adalah peserta didik di lembaga pendidikan, siswa juga sebagai penerus bangsa yang diharapkan sebagai pemotong pewarisan adanya karakter "jelek " yang sekarang menjadi penyebab carut marutnya persoalan di negeri tercinta ini. Jumlah siswa di lembaga pendidikan perlu adanya tatik/cara dalam mengkontrol karakter siswa oleh lembaga. Supaya lebih focus dan ringan dalam pelaksanaan program pembiasaan karakter bangsa di sekolah.

Karakter yang perlu ditumbuhkan pada diri peserta didik, banyak jenisnya . Ada sekitar 18 Karakter atau kalau ada sebagian yang dimerger maka ada 16 karakter. Pengkontrolan atau pendampingan siswa dalam menumbuhkan dan mempertahankan 16 karakter ini secara bertahap yaitu, BELUM, MULAI dan SUDAH

Siapa yang mengkontrol dan mendampingi ???
Setiap siswa yang berada dikelas, selalu mempunyai 16 guru sesuai dengan jumlah pelajaran perkelas, ini sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan yang terkenal dengan sebutan KTSP. Sehingga masing-masing guru bertindak sebagai pengkontrol hanya satu karakter. Misalnya :
guru MATEMATIKA sebagai pengkontrol dan pendamping karakter DISIPLIN
guru PPKn sebagai pengkontrol dan pendamping karakter JIWA NASIONALISME
guru OLAH RAGA sebagai pengkontrol dan pendamping karakter SPORTIFITAS
guru AGAMA sebagai pengkontrol dan pendamping karakter RELIGIUS
dan seterusnya....  Jadi satu guru mengawal satu karakter untuk siswa yang diajar.
Itu untuk siswa dalam satu kelas, tentunya akan lebih ringan kalau ada pembagian jobs yang jelas seperti ini.

Guru yang bersangkutan akan memanggil siswa untuk mengkonfirmasikan hasil pantauan tentang karakter yang sudah dicapai siswa, contohnya yang dilakukan guru matematika (sebagai pendamping karakter disiplin),
"Hey Rehan (siswa yang suka terlambat).."
" Ananda masih belum disiplin, gimana ...ini ?"
"Bisakah Ananda memperbaiki ???"
Semangatlah Indonesia, Semaraklah Generasi Muda!
UNIQUE TRADISIONAL @ INDONESIA, U KNOW ?? KLIK HERE PLEASE

10 komentar:


  1. saya orang miskin dan saya bisakuliah akhirnya..... walaupun kata orang kuliahhana mengejar gelar saja....

    tulisan ini sangat menarik menurut Saya


  1. mungkin para pejabat di negeri ini perlu belajar dari para pejabat di negeri tetangga singapura


  1. wah bagus banget mas...... salam kenal y....


  1. Setuju jangan saling menyalahkan mari sama2 berbuat baek.


  1. Negara Maju, sebagian besar (lebih dari 60%) bekerja sebagai entrepreneur, berwirausaha. Sedang kita, lebih mendahulukan bekerja sebagai PNS. Maka saya sangat mendukung gebrakan beberapa teman yang selalu menyebarkan virus wirausaha. Semoga negara kita segera berubah, menjadi negara maju.

    salam,
    SR


  1. Mari bersamasama berjuang! Menuju negara maju.


  1. membela yang mbayar? hahahahahah oke juga ;)


  1. blognya kereen..
    sarat edukatif..
    salam kenal..


  1. nice post !

    kelakuan dan tingkah kita yang kurang baik emang berpengaruh banget terhadap PERKEMBANGAN diri kita ! (sendiri)

    so let's heal our world ^^

    mampir2 ke blog saya ^^

    happy posting guys !!


  1. artikelnya bagus banget ... membuka mata hati...

Powered by Blogger.