Contekan Berjamaah, Siapa yang Rugi

Siami dengan kejujurannya menjadi pahlawan, semua pada berang kepada orang tua Alif Fidias siswa di SD Negeri II Gandel yang dinyatakan lulus. Alif sang pembuka adanya contekan massal dalam bahasa saya contekan berjamaah itu mendapat nilai tertinggi di sekolahnya.

Alif mengaku menolak untuk memberikan contekan kepada teman-temannya, mengapa dia menolak ? Itu yang saya pikirkan saat ini.

Mencontek adalah pekerjaan yang instan supaya mendapatkan nilai yang baik. Si pencontek tidak mengalami pahit getirnya belajar. Sedangkan nilai adalah hasil dari selama belajar, dengan demikian si pencontek memang enak, tidak tahu sengsaranya tapi menikmati hasilnya.

Bagi Alif, keputusan tidak mau memberi contekan kepada teman-temannya saya sangat mendukung, karena bisa jadi si pemberi contekan akan mendapatkan nilai yang kalah ranking dibandingkan dengan teman-temannya yang kurang belajar. Lebih fatal lagi si pemberi contekan bisa bisa tidak lulus. Apa alasannya ?. Jika anak pintar melayani teman-temannya untuk mencontek maka konsentrasi mengerjakan soal jelas jelas terganggu, karena bagaimana mau berpikir kalau teman disekitarnya terus menanyai, sehingga tahu-tahu kehabisan waktu untuk mengerjakan.

Mengapa terjadi contekan berjamaah.
Hanya sebuah prediksi yang saya sampaikan di sini. Contekan berjamaah terjadi secara sistemik kepentingan sesaat, mulai dari pengasa daerah yang ingin dikatakan berhasil, terus turun samapai ke kepala diknas dan ujung-ujungnya sampai dilapangan, guru dan pengawas. Apabila rantai kepentingan ini terpotong di salah satu matanya, makan contekan berjamaah tidak akan terjadi.

Guru akan bertentangan dengan kode etik pendidik apabila mensekenario terjadinya contekan berjamaah, bagaimana tidak bertentangan , jika dalam proses pembelajaran seorang guru selalu mendidik para peserta didiknya untuk berperilaku disiplin + jujur, namun di ending usahanya mencetak kader bangsa yang disiplin langsung dicoreng dengan sekenario ketidak jujuran dan langsung dipraktikan kepada siswanya. Siswa menjadi bingung, apa c maunya guruku. Dulu kau di suruh selalu jujur sekarang kok disurh memberi contekan.

Yang pernah mengikuti ujian tentu pernah mengalami hal ini, hayyaaah saya kok nuduh. Gak nuduh hanya bertanya. Bagi yang gak pernah ngalami saya ucapkan selamat, atas kejujuran yang Anda junjung tinggi. Karena kejujuran merupakan salah satu karakter, yang akan menentukan cepat atau lambatnya menuju Indonesia emas di 2025.
UNIQUE TRADISIONAL @ INDONESIA, U KNOW ?? KLIK HERE PLEASE

16 komentar:


  1. Terus terang aja, selama di sekolah Bang Pendi pernah mencontek, pernah ya bukan sering! hehe. dan rasanya tidak nyaman, layaknya pencuri yang takut ketahuan warga. setelah melihat hasil ato nilai, tak ada kepuasan seperti saat mendapat nilai bagus dari hasil belajar...


  1. Guru sejati tidak akan melakukan hal tersebut jika tidak dipaksa ( Kepala Sekolah dipaksa ( Kepala Diknas dipaksa Bupati / Walikota ))


  1. wah saya waktu sekolah tempatnya wat contekan anak neh Mas... heheeh


  1. Menurutku: secara hakekat, apapun alasannya tradisi mencontek adalah sama dengan mempertahankan kebodohan pada diri sendiri. salam B3, belajar, berdoa dan berusaha, semoga sukses dlm segala hal, amin.


  1. @Bang Pendi : selamat datang lagi, saya rindu dengan komentarnya, salam silaturrahmi


  1. @Fahruddin Kurnia : saya setuju dengan itu, kawan berpegang teguh pada kejujuran bagaikan menggngam bara api.


  1. @Cerita Dewasa : iya ya mas, sampai repot melayani kalau begitu. Kita yang berjuang mereka yang menghadang. eh kok bisa puitis juga ya, saya he he he salam dan makasih kunjungannya


  1. @Yudi Yunior : gak bisa mandiri klo hanya nyontek ya mas.


  1. ini sudah menjadi darah daging pak dan anehnya malah didiamkan saja


  1. @Bang Munir : inilah bukti jamaah sistemik Bang


  1. salah satu bentuk kebohongan yang tidak meruntuhkan keberadaban..


  1. guru, itu harus bisa menjadi tauladan yg baik bagi murid-muridnya bukan malah sebaliknya


  1. aku mendukung alif utk tidak memberi contekan


  1. sedih aja ... merasa tercoreng aja profesi guru, krn kejadian ini... gak ngerti knp ya itu guru bersikap spt itu, yang semestinya yang seharusnya menanamkan nilai2 kejujuran pada siswa2nya.


  1. salah satu bentuk kebohongan yang tidak perlu dilakukan... menanggapinya harus bijaksana saya rasa kasihan... inikan sudah berlalu...


  1. salam sahabat, semoga kejadian ini hanya catatan saja mas.... sabar saja kita liatnya....

Powered by Blogger.